Bagi saya, bandara bukan sekedar tempat dimana terjadinya keberangkatan dan kedatangan serta ragam perpisahan dan pertemuan. Tapi, ia mencuatkan keinginkan untuk melangkah lebih jauh ; melakukan perjalanan.

Dan … transportasi kereta adalah membekukan segala cerita perjalanan tersebut. Yup, bagi saya ada romansa tersendiri kala mengunakan kereta api. Romantisme kehidupan saat mata melepas pandangan ke luar jendela dan menikmati deru suara nan tenang. Alasan tersebut menjadikan kereta sebagai transportasi favorit saya dalam menikmati setiap perjalanan.
Kehadiran KA Ekspress Bandara Minangkabau (BIM) awal Mei lalu adalah jawaban dari kebahagiaan saya sebagai pengemar transportasi tersebut. Membayangkan rangkaian romantisme perjalanan dari kereta, menelusuri koridor Skybridge, kemudian bandara dan hijrah ke pesawat.
Rasanya menyenangkan, bukan?

Rekreaksi Menyenangkan Dengan KA Ekspress Bandara Internasional Minangkabau (BIM)
Untuk mengatasi rasa malas beraktivitas, Di suatu Minggu pagi nan cerah saya berinisiatif melakukan perjalanan menggunakan kereta api. Inginnya sih naik kereta ke Pariaman sekedar berburu lontong gulai tunjang di Kuraitaji yang terkenal dari cerita orang selama ini menghampiri saya.

Sayangnya, seperti biasa tiket kereta ke Pariaman sudah sold out. Akhirnya saya memutuskan iseng naik kereta ke bandara. Sebelumnya, saya pernah menaiki KA Ekspress BIM kala ikut mengantar seorang teman ke Bandara. Namun, kali ini tentu berbeda.
Tak ada tujuan yang pasti. Kecuali berburu roti boy yang ada outletnya di Bandara.
Saya tak sendiri, meskipun terbilang sepi, beberapa penumpang yang saya temui di kereta ternyata bertujuan untuk mencari pengalaman baru bagaimana nikmatnya naik kereta. Satu keluarga besar yang terdiri dari kakek, nenek, ayah, ibu serta om dan tante plus anak -anak kecil dengan logat Melayu Jambi saling mengungkapkan kegembiraan satu sama lain.

Sang kakek dengan sabar menjawab pertanyaan sang cucu kala kereta melintas dengan tenang. Sementara para ibuk dan bapak riuh berbagi cerita mengenai pengalaman mereka pernah menaiki ragam transportasi kereta di luar kota Padang.
Menguping pembicaraan mereka, saya melempar pandangan lepas ke luar Jendela. Beberapa pemandangan hijau nan asri dapat kita temui. Sesuatu yang mulai jarang terlihat akhir-akhir ini.
Dan, celetukan khas anak kecil pun kerap terdengar dengan sang kakek serta sesekali si nenek ikut nibrung.
pemandangan yang cukup menenangkan bagi saya. Adem.

Saya kira mereka hendak melakukan perjalanan dengan pesawat atau menjemput salah satu anggota keluarga. Ternyata tidak. Ketika roti Boy sudah di tangan, dan menikmati suasana teras bandara, saya kembali ke Skybridge berjalan menuju ruang tunggu kereta. Mereka pun menelusuri jalan yang sama dengan saya.
Kami pun menanti jadwal keberangkatan kereta menuju kembali ke Kota Padang.

Diam – diam saya menikmati kebahagiaan keluarga besar dari luar kota tersebut. Sebuah rekreaksi keluarga yang menyenangkan. Bermodal tiket 10.000,- per orang mereka menemui pengalaman baru nan mewah ( tentu dari kebahagiaan lho menurut saya). Dari balik pagar tinggi, mereka juga sempat menikmati menonton laju pesawat yang lepas landas. Memberi pengetahuan dan informasi bagi anak kecil yang ikut serta dengan mereka.
Dan, lagi -lagi saya teringat sebuah kalimat kala mengamati kebahagiaan keluarga tersebut : “Bahagia itu sungguh sederhana. Dengan menciptakan hal -hal sederhana, hati ini pun terasa bahagia,”
Nyamannya KA Ekspress Bandara Internasional Minangkabau
Diresmikan oleh presiden Jokowi, desain KA Ekspress BIM di dominasi warna hijau nan rapi dan menyenangkan pandangan mata. Saat memasuki kereta sejenak saya teringat pada AREX ( Airport Railroad Express) nya Korea karena adanya ketersediaan peletakan koper / tas (meskipun tak seluas di AREX).

Hawa sejuk khas AC ( air conditioner) menyapa tubuh saya . Tak ada penentuan kursi dimana harus duduk. Kita dapat memilih sesuai keinginan … mungkin karena baru kali ya, jadi kereta ini lumayan sepi. Saya tidak menyiakan kesempatan untuk duduk di dekat jendela.
Meskipun kursinya agak keras, namun tidak mengurangi kenyamanan. Antara jarak kaki pun dengan bangku depan lumayan luas. Dan, ini sungguh menguntungkan bagi mereka yang memiliki tubuh yang tumbuh ke atas ( baca ; tinggi).

Apa yang menyenangkan bagi kaum milineal seperti saya ? bukan WIFI , maklum saya lagi tajirr kuota. Tak lain adalah ketersediaan colokan listriknya yang berguna untuk men-charger smartphone saya yang boros baterai, sementara saya butuh buat update cerita plus futu – futu cantik. Oh, ya satu lagi kebersihan kereta terjaga dengan baik.
****

Menempuh perjalanan tidak sampai 30 menit dari stasiun Tabing menuju Bandara Internasional Minangkabau (BIM). Saya menikmati atmosfer pagi yang menyenangkan menelusuri koridor Skybridge Stasiun BIM.
Sebagai tambahan informasi KA Ekspress BIM ini melewati 4 stasiun utama, yaitu ; Stasiun Padang ( Simpang Haru), Tabing, Duku, dan BIM dengan tarif Rp 10.000,- sekali jalan. Bagi saya ini cukup murah, aman dan nyaman dibandingkan transportasi lainnya. Tentu hal ini merupakan kebahagiaan sederhana bagi kebutuhan traveller receh seperti saya. (Ekahei)

apik juga ya isi di kereta, bersih.
Hahah iyaa 😂
jadi ingat jalan-jalan naik kereta Padang pertama bersamamu Eka
@sadryna murah mungkin karena masih pengenalan kali ya … terus jarak tempuh yg sebentar.
Klo di Jkt kan sudah beda provinsi . Banten ( Soetta) ke Jkt 🙂
@journeysn Dan dari Padang ke Pekanbaru juga rame 🙂
wah, menyenangkan kayanya ya,, dan murah banget KA Bandara di sana. Kalo di Jakarta sampai 100 ribu rupiah huhuhu.
Mungkin karena masih baru.
Itu juga ide bagus. Pasti makin ramai ya yg main ke padang/bukittinggi dari pekanbaru
Ahaha, i see. Senang dapat menjadi sumber inspirasi.
Alhamdulillah … cuma masih sepi peminatnya.
.
Semoga disegerakan. — dan aku berharap ada kereta dari Padang ke Pekanbaru 🙂
@Nugie aku sempat bingung nentuin judul cerita ini … dan iseng buka blog nugie. Keingat Nugie pernah cerita tentang kereta … dan sempat baca pula sekedar nemu ide cerita. — tapi lupa ninggalin jejak komen hiks 😦
.
.
@alrisblog sekalian nyoba kereta ka piaman bang 🙂
@Gallant Tsani Abdillah : Wahh … berarti keretanya dari Solo toh.
Hehehehe, akunya selalu senang kok naik kereta api
@Johanes Anggoro : Lumayan nggak sampe satu jam 🙂
Wah padang sudah ada kereta bandara ya. Pekanbaru belum nih, nunggu giliran 😆
Sama, Ka. Aku juga suka naik kereta dan suka dengan bandara.
Bagiku, bandara bukan sekadar titik untuk mendarat dan lepas landas. Kalau bandaranya menarik (biasanya begitu), aku akan menyediakan waktu setelah mendarat dan sebelum take off untuk foto-foto dan eksplor. Aku suka dengan suasana bandara. Menyaksikan orang lalu lalang menggeret koper. Mengamati jadwal penerbangan di papan pesawat. Aku sampai bela-belain nongkrong di bandara Bandung karena udah sakaw traveling tapi belum ada rejeki untuk pergi.
Pun dengan kereta. Aku antusias ketika kereta bandara Jakarta, skytrain, dan kereta Solo Express beroperasi. Aku bela-belain naik meski saat itu aku nggak memerlukan mereka. Aku jemput satu kawanku dari Vietnam, dan kuajak ia naik kereta bandara.
Ngomong2, kereta BIM ini persis dengan kereta Solo Ekspres. Review ada di blog kalau penasaran 😀
Ambo akan mancubo pulo naik kereta api tu. Sanang nampaknyo naik kereta api tu.
Waahhh Kak Eka udah nyobain kereta bandara minangkabau yang baru. Pengalaman ketika menjadi “yang pertama” itu emang mengasyikkan ya. Jadi sudah pernah merasakan duluan sebelum yg lain. 😀
Kalau aku sih cuma ngeliat kereta ini sebelum dibawa ke Minangkabau. Waktu itu masih dicoba di Stasiun Solo Balapan, tapi ya nggak boleh masuk 😀
Oh deket ya? Brp menit kalo ke pusat kota?
Banget … nggak tau aja kesannya gimana gituh klo naik kereta. Seru ajaa. Heheheh, mungkin karena jarak tempuh ke pusat kota nggak terlalu jauh, atau karena masih baru kali yah makanya harga dimurahkan 🙂
Saya kira cuma saya saja yang merasa naik kereta itu menerbitkan romantisme. Rupanya banyak orang setuju dengan hal itu. Padahal saya sendiri gak memiliki kenangan khusus dengan kereta api, tapi entah kenapa ketika duduk di sisi jendela kereta selalu timbul rasa itu.
Wah ternyata murah ya untuk ukuran kereta bandara.